Strategi Co-Branding Efektifkah?
Di dalam persaingan bisnis yang semakin kompetitif, banyak entitas bisnis yang terus menjajaki peluang baru. Serta mengembangkan ide-ide inovatif untuk meningkatkan pangsa pasar dan terlibat dengan calon konsumen.
Adapun strategi Co branding adalah salah satu dari banyaknya alternatif taktik yang kini banyak digunakan untuk mencapai tujuan tersebut.
Apakah yang dimaksud dengan Co-branding? Seberapa efektifkah itu?
Teruslah membaca karena artikel ini akan mengeksplorasi tentang konsep Co-branding.
Mengenal pengertian co-branding
Co branding yang dalam Bahasa Indonesia berarti merek bersama adalah hubungan kerjasama dalam waktu tertentu antar perusahaan/ brand yang membentuk aliansi strategi untuk memasarkan barang atau jasa sebagai satu bundel.
Adapun yang dapat menjalin kerja sama adalah 2 brand atau lebih, baik dari kalangan brand perusahaan maupun personal brand.
Yang mana satu brand dengan yang lain saling menyumbangkan kekuatan pasar, asosiasi positif merek, dan keunggulan masing-masing.
Dengan tujuan untuk menarik minat pelanggan loyal dari masing-masing brand sekaligus menarik lebih banyak konsumen baru.
Jenis-jenis strategi co branding
Co branding dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis berdasarkan share value yang tercipta, yaitu
Kolaborasi melalui bahan (ingredient co-branding)
Strategi ini menyiratkan penggunaan bahan merek populer sebagai elemen penting dalam produksi merek populer lainnya.
Melalui ingredient co-branding, perusahaan dapat menghasilkan produk dengan kualitas yang lebih baik, mendapatkan lebih banyak kepercayaan, dan keuntungan nyata yang lebih besar.
Selain itu, hal ini juga dapat memberikan kesempatan bagi konsumen untuk mencoba merek-merek yang kurang terkenal yang ada di dalam merek populer, sehingga mampu meningkatkan volume penjualan merek tersebut.
Kolaborasi merek bersama/ gabungan (composite co-branding)
Jenis strategi composite co-branding mengacu pada penggunaan dua merek sedemikian rupa untuk menyediakan produk atau layanan khas.
Dimana produk/ layanan tersebut mungkin sulit bahkan tidak bisa untuk diproduksi secara individual.
Kolaborasi saling melengkapi (complementary co-branding)
Strategi ini adalah pemasaran 2 merek atau lebih untuk mendorong penjualan bersama dengan menganjurkan/ merekomendasikan penggunaan merek lain/ merek mitra.
Dalam kolaborasi ini, perusahaan juga akan menanamkan prinsip kepada konsumen bahwa mendapat keduanya lebih baik daripada hanya sebagian.
Contoh strategi co branding
Entah Anda menyadari jenis strateginya atau tidak, banyak sekali brand yang telah melakukan co-branding dan mungkin Anda sendiri sudah menggunakan produk/ layanannya.
Berikut ini beberapa contoh co-branding yang populer dan cukup membuat konsumen terpukau.
-
Oreo dan Supreme
Salah satu contoh co-branding ini cukup sukses mencuri perhatian banyak orang.
Tidak hanya pecinta biskuit Oreo atau penikmat makanan pada umumnya, tetapi juga para pecinta fashion brand Supreme.
Kedua brand tersebut menjalin kerja sama menghasilkan produk co-branded berupa biskuit bulat khas Oreo yang biasa berwarna hitam menjadi warna merah khas Supreme.
-
McDonald’s dan BTS
Perusahaan makanan cepat saji McDonald’s/ McD menjalin co branding dengan boy grup hits Korea Selatan ‘BTS’ dalam menghadirkan menu eksklusif BTS Meal.
Dengan strategi ini pun McD berhasil menciptakan antrian panjang.
-
BMW dan Louis-Vuitton
Selanjutnya ada perusahaan barang mewah Louis Vuitton yang berkolaborasi dengan perusahaan otomotif BMW.
Kolaborasi ini mempersembahkan satu set tas luggage khusus untuk mobil sport hybrid BMW i8.
-
Mizzu dan Khong Guan
Siapa yang tidak tahu Khong Guan, produk biskuit dan wafer legendaris dengan kemasan berwarna merah berciri khas potret Ibu dan 2 Anak ini.
Ternyata Khong Guan juga pernah berkolaborasi dengan brand make up terkenal Mizzu.
Produk co-branded yang dihasilkan cukup mengejutkan karena sangat unik, yaitu berupa produk kosmetik dengan kemasan khas Khong Guan.
-
Adidas dan Kanye West
Ada juga contoh co-branding antara perusahaan Adidas dengan penyanyi Kanye West.
Kolaborasi ini memadukan nilai atletik Adidas dengan gaya berpakain Kanye West yang trendi dengan produk co-branded berupa sepatu bermerek Yeezy.
-
Chitato dan Indomie
Contoh co-branding juga dapat ditemukan dalam industri yang sama.
Seperti yang dilakukan oleh Chitato dan Indomie sebagai perusahaan yang sama-sama bergerak di bidang kuliner.
Adapun produk co-brandednya berupa keripik kentang dengan rasa khas Indomie Goreng.
Manfaat menerapkan co-branding
Cukup banyak manfaat yang bisa diraih dengan adanya co branding, antara lain:
Memperluas jangkauan
Dengan menggandeng perusahaan yang menguasai segmen pasar yang berbeda atau yang belum Anda layani sebelumnya.
Itu berarti pangsa pasar Anda menjadi lebih luas karena merupakan gabungan segmentasi pasar yang berbeda.
Dan meskipun Co-branding berjalan dalam industri yang sama. Anda juga bisa mendapatkan eksposur dari audiens mitra, begitupun juga sebaliknya.
Ini akan membantu meningkatkan brand awareness, menarik klien baru, dan mengembangkan jangkauan Anda secara keseluruhan.
Meningkatkan kepercayaan
Saat Anda muncul di pasar baru dan beriklan sendirian, membangun kepercayaan konsumen sepenuhnya merupakan tanggung jawab Anda.
Namun dengan co-branding, antara brand yang satu dengan yang lain saling menjamin kredibilitas bisnisnya.
Karena tentu perusahaan tidak mungkin bersedia bekerjasama dengan brand lain yang tidak kredibel.
Sehingga secara otomatis Co-branding akan memaparkan kepada audiens bahwa mereka dapat mempercayai salah satu brand yang mungkin belum mereka percayai.
Meminimalkan biaya
Saat memutuskan untuk bekerja sama, maka tercipta komitmen untuk berbagi sumber daya, misalnya berbagi biaya iklan. Ini berarti Anda dapat menghemat uang.
Dan ini pun cukup bermanfaat, karena Anda memiliki kesempatan untuk berkembang dengan cara yang tidak dapat Anda lakukan sendiri.
Mendongkrak penjualan
Co-branding terbukti dapat menarik minat dan perhatian, karena ini bukan praktik umum.
Dan hasil kerjasama ini tentu menghasilkan value lebih tinggi kepada konsumen dibanding ketika brand berjalan sendiri-sendiri.
Dengan begitu, konsumen akan tertarik dan berdampak pada peningkatan volume penjualan Anda.
Lalu, efektifkah strategi co-branding ini?
Co-branding merupakan kerjasama yang seharusnya memiliki proporsi win-win meski tampaknya posisi merek kecil lebih diuntungkan daripada merek besar/ lebih populer.
Namun, merek besar pun tidak akan menjadi rendah seketika ketika dipasangkan dengan brand kecil/ brand baru.
Untuk perusahaan kecil dengan merek baru atau merek lama yang tidak begitu terkenal, Co-branding adalah strategi yang cukup efektif untuk meningkatkan kesadaran merek.
Tetapi, bagian yang sulitnya adalah menemukan merek terkenal yang bersedia memberikan andil pada produk yang kurang dikenal sebagai merek bersama.
Sementara jika kedua belah pihak mempunyai nilai yang sama tingginya di mata pelanggan.
Dan sama-sama telah memiliki pelanggan loyal, maka strategi ini sangat efektif untuk mencapai penjualan yang maksimal.