Skip links

Jenis-jenis Font Untuk Desain Grafis

Saat ini berbagai aspek kehidupan terutama di bidang bisnis membutuhkan jasa desain grafis untuk melakukan promosi dan pemasaran dalam bentuk spanduk, pamflet, brosur, desain logo, dll. Namun, agar desain grafis dapat bekerja secara optimal dalam mengkomunikasikan pesan kepada audiens, para desainer grafis profesional perlu memperhatikan detail, salah satunya dari pemilihan jenis font yang tepat untuk desain grafis.

Pasalnya, saat ini ada banyak sekali pilihan font yang tersedia untuk berbagai jenis proyek desain grafis. Sedangkan masing-masing font memiliki atribut dan perasaannya sendiri.

Sehingga terkadang menjadikan sulit untuk memilih satu font mana yang tepat dan sesuai dengan konsep/ tema informasi yang ingin disampaikan. Itulah sebabnya, artikel kali ini akan membahas jenis-jenis font untuk desain grafis yang harus dipahami oleh setiap desainer grafis.

Perbedaan typeface dan font

Tidak dapat dipungkiri bahwa sampai saat ini masih sering terjadi salah persepsi dalam penggunaan kata font. Perlu Anda ketahui bawah dalam tipografi terdapat istilah typeface dan font.

Typeface adalah kumpulan dari beberapa atau banyak font atau bisa disebut sebagai keluarga font. Sedangkan font adalah satu paket lengkap huruf, angka, simbol, atau karakter dengan ciri khas dan gaya tertentu.

Jenis font dalam desain grafis

Adapun jenis font untuk desain grafis yang dapat digunakan para desainer grafis tergabung dalam 3 kategori utama (typeface) berikut ini:

  • Serif

Serif adalah typeface yang tertua. Dilansir dari 99designs.com, Serif ini berasal dari bangsa Romawi pada sistem cetak-mencetak tradisional dengan sapuan kuas. Ciri khas utamanya yaitu memiliki kaki/ kait. Atau lebih sederhananya terdapat tambahan goresan garis kecil yang terlihat pada bagian atas dan bawah setiap ujung huruf.  Maka tak heran jika dinamakan Serif, yang asal katanya dari “Schreef” (bahasa Belanda), yang berarti “garis”.

Menurut beberapa penelitian, jenis-jenis font Serif ini memiliki unsur kontinuitas yang dihasilkan dari setiap kait/ goresan kecilnya. Sehingga huruf Serif dapat membantu mata mengalir dari satu karakter ke karakter berikutnya, satu suku kata ke suku kata berikutnya hingga menyajikan kata dan kalimat yang langsung bisa dikenali. Selain itu Serif juga dapat membuat perbedaan besar pada penghematan ruang. 

Dengan karakteristik tersebut, Serif sering digunakan pada body copy atau bagian tulisan panjang yang menjelaskan secara jelas dan detail tulisan apa yang ingin disampaikan. Seperti pada media cetak seperti buku, surat kabar, dan majalah. Namun untuk penggunaan pada media digital, tingkat keterbacaan font-font Serif cenderung tidak stabil. Dimana keterbacaannya tergantung pada kualitas tampilan. Apabila layar komputer memiliki resolusi rendah, sering memberikan efek bagian kait yang menjadi ciri khas huruf ini hilang ataupun malah terlalu besar.

Dari jenis-jenis font yang ada, keluarga font Serif dianggap sebagai pilihan tepat untuk membuat desain komunikasi yang bersifat formal. Hal ini mengingat sejarah panjangnya yang memberikan kesan kredibilitas, mapan, dan andal. Dan audiens pun dapat tertarik dengan tampilan tradisional dan klasik karena warisan tersirat tersebut.

Contoh font Serif

Secara sadar atau tidak sadar jenis font serif amat sering kita temukan dalam kehidupan sehari-hari, ya hampir setiap buku atau dokumen yang kita baca. Adapun salah satu jenis font Serif yang paling dikenal di seluruh dunia bahkan para awam adalah Times New Roman. Dan berikut adalah beberapa contoh visual dari beberapa typeface serif yang paling terkenal lainnya:

  • Old Style: Adobe Jenson, Berkeley Old Style, dan Centaur,
  • Transitional: Times New Roman, Baskerville, Georgia dan Plantin
  • Modern: Bodoni, Didot, dan Caslon 
  • Slab Serif: Clarendon, Rockwell dan Courier
  • Sans Serif

Kata “Sans” berasal dari kata Sans (bahasa Prancis) yang secara harfiah berarti “tanpa”. Dengan begitu typeface Sans Serif secara mudah dapat diartikan sebagai jenis huruf yang tidak memiliki serif atau goresan garis kecil di setiap ujung hurufnya. Berlawanan dengan Serif yang terkesan formal, korporat, dan lebih kaku, keluarga font Sans Serif ini justru jauh dari kata formal. Ia cenderung menampakan kemodernan, lebih muda, fresh, clean, dan lebih menyenangkan karena kesederhanaannya.

Di era digital, Sans Serif sering menjadi pilihan utama karena tingkat keterbacaan yang cukup tinggi dibandingkan dengan huruf Serif.

Bentuknya yang sederhana dengan sedikit poin detail menjadikannya dapat terbaca dan dikenali dalam berbagai ukuran layar digital. Baik itu dalam bentuk teks paragraf panjang, maupun penggunaan lebih besar seperti pada judul, sub judul.



Bahkan saat ini seakan sudah menjadi tren yang mendominasi menggunakan Sans Serif dalam logo. Seperti Google, Spotify, dan Netflix karena fakta bahwa memang Sans Serif lebih mudah untuk dikenali. 

Contoh font Sans Serif

Jika Serif itu Times New Roman, maka Sans Serif adalah Arial. Ya, Arial adalah salah satu jenis font Sans Serif yang paling populer. Dan berikut beberapa jenis font San Serif lain yang juga populer dan terkenal: Helvetica,  Franklin Gothic, dan Akzidenz Grotesk, Futura, Kabel, dan Eurostile, Open Sans, Gill Sans, Frutiger, dan Optima.

  • Script

Typeface script merupakan kelompok huruf yang memiliki ciri khas bentuk huruf menyerupai tulisan tangan bersambung (kursif). Font-font script ini terdiri dari banyak gaya yang berbeda. Beberapa font script mereplikasi gaya tulisan tangan yang asli para juru tulis atau kaligrafer terlatih. Sementara font script kontemporer mencoba menambah lebih banyak variasi, seperti dengan swooshes dan sapuan akhir yang berayun.

Apapun itu, keluarga font script adalah font yang cenderung kurang profesional, tetapi sangat cocok untuk menggambarkan sesuatu yang elegan, natural, dan personal. Sampai saat ini, penggunaannya sering kita temui di undangan pernikahan, sampul buku roman, dan desain apa pun yang ingin terasa lebih historis.

Pada saat yang sama, font Script juga berfungsi dengan sangat baik sebagai font aksen dalam berbagai konteks. Seperti yang sering kita lihat dalam flyer dan grafis media sosial, fonts Script sering dikombinasikan dengan font Serif maupun Sans Serif.

Dan perlu ditekankan pula, jenis font yang satu ini didesain untuk digunakan dalam teks yang memadukan huruf besar dan kecil UPPERCASE (huruf besar semua) agar tulisan tampak tersambung dengan sempurna. 

Contoh font Script

Beberapa font yang termasuk dalam typeface Script antara lain: Brush Script MT, Shelley, Bickham, Bromello, Helinda Rook, dan Palace Script MT.

  • Display/ dekoratif

Typeface display/ dekoratif merupakan rupa huruf yang mewakili segala typeface selain yang telah disebutkan sebelumnya. Mencakup font-font dalam sub kategori, seperti formal script, black letter, handwriting, monospace, dan banyak lagi. Typeface display ini terdiri dari font-font yang sebagian besarnya digunakan untuk mengutamakan keindahan dan keunikan dalam menarik perhatian pembaca.

Bahkan beberapa font display/ dekoratif memiliki bentuk dan proporsi huruf yang tidak lazim, dalam menciptakan kesan yang lebih dramatis. Dan ini tidak direkomendasikan untuk tulisan panjang karena masalah keterbacaan yang rendah.

Contoh font display/ dekoratif

Berikut adalah contoh font beberapa font dekoratif yang sering digunakan untuk membantu desain menonjol: Karloff, Stencil, Neo Deco, Idler, dsb.

Itulah jenis-jenis font beserta penjelasannya yang bisa menjadikan desain grafis menjadi lebih menarik dan tepat sasaran. Semoga bermanfaat!